Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

PELATIHAN PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN PADA SAPI

PEMERIKSAAN KEBUNTINGAN PADA SAPI

            Salah satu cara mendiagnosis kebuntingan ternak sapi adalah dengan metode palpasi perektal. Cara diagnosis kebuntingan ini ternyata lebih praktis dan mudah prosedurnya juga mempunyai akurasi yang tinggi. Sadar akan pentingnya kemampuan pemeriksaan kebuntingan pada sapi bagi dokter hewan, aneuk UKM MIPRO mengadakan kegiatan pelatihan pemeriksaan kebuntingan pada sapi yang diadakan di BPTU Indrapuri Aceh Besar.

            Pada kesempatan kali ini aneuk mipro mendapatkan arahan langsung dari Prof. DR. drh.  Djemaat manan, MS dan tenaga ahli dari BPTU Indrapuri. Aneuk UKM MIPRO mendapatkan kesempatan untuk langsung turun ke lapangan dan mempraktekkan prosedur pelaksanaan pemeriksaaan kebuntingan pada sapi.






          
  Sebelum perlakuan diagnosis kebuntingan dilaksanakan, dibutuhkan dahulu tentang sejarah IB (inseminasi buatan), tanggal melahirkan terakhir, tanggal dan jumlah inseminasi serta informasi terhadap setiap kondisi patologik dan penyakit yang pernah dialami atau terjadi pada saluran alat kelamin ternak sapi yang bersangkutan. Catatan IB dan reproduksi yang lengkap atau masing-masing individu bersangkutan sangat bermanfaat untuk penentuan kebuntingan secara cepat dan tepat.

            Petugas lapangan dituntut harus memiliki wawasan yang luas dan mempunyai keterampilan serta mendapat latihan praktik yang cukup. Hal ini mengingat tugas yang diembannya tidak sekedar menentukan bunting atau tidaknya ternak tersebut akan tetapi harus mampu menentukan umur masa kebuntingan serta memprakirakan waktu akan melahirkan dari ternak yang diperiksanya.

            Sapi yang akan diperiksa kebuntingannya biasanya diamankan (mendapat perlakuan restrain) dengan mendapat palang kayu yang kuat bebas dari segi yang tajam pada bagian belakangnya.  Tangan memakai glove yang diberi sabun yang tidak mengiritasi mukosa rektum saat tangan melakukan palpasi rektal. Jari tangan dikuncupkan sewaktu hendak dimasukkan ke dalam rektum. Selanjutnya tangan didiamkan bila ada kontraksi rektum, dan dimasukkan kembali saat kontraksi terhenti.

            Bila rektum penuh dengan tinja, maka sebagian tinja dikeluarkan terlebih dahulu. Waktu pengeluaran tinja ini sebaiknya tangan tidak dikeluarkan dari dalam rektum agar rektum tidak menggembung. Kemudian jari tangan dikembangkan dan diturunkan ke bawah sampai mengenai kornea uteri. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan teknis pada gambar berikut.


Posisi tangan pemeriksa pada palpasi perektal
  
Sebagai indikasi bahwa ternak bunting dapat dikenali melalui tanda-tanda sebagai berikut:
1        Palpasi perektal terhadap cornua uteri, teraba cornua uteri membesar karena berisi cairan plasenta (amnion dan alantois).
2        Palpasi perektal terhadap cornua uteri, kantong amnion.
3        Selip selaput fetal, alanto-corion pada penyempitan terhadap uterus dengan ibu jari dan jari telunjuk secara lues.
4        Perabaan dan pemantulan kembali fetus di dalam uterus yang membesar yang berisi selaput fetus dan cairan plasenta.
5        Perabaan plasenta. 
6        Palpasi arteri uterina media yang membesar, berdinding tipis dan berdesir (fremitus).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS